BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kantor
adalah tempat dimana kita bisa berkarya, berkreatifitas, bekerja, dan
memberikan banyak asumsi, paradigma, dan buah pemikiran kita lainnya, guna
memnuhi persyaratan sebagai SDM yang berkwalitas dan tidak dipandang orang
sebelah mata.
Namun
yang menjadi prioritas dalam dunia perkantoran adalah bagus tidaknya seorang
pimpinan kantor dalam memunajat kan keinginannya menjadi kenyataan yang dalam
kaitannya , bagus atau tidaknya dia menjadi seorang pemimpin yang benar- benar
pemimpin, baik bagi dirinya dan orang lain.
Kendala
utama untuk menjadi seorang pemimpin di dalam kantor adalah seringkalinya
terjadinya kerentanan antara pemimpin dan bawahan dalam menginterpretasikan
sebuah masalah yang sedang terjadi sehingga mempunyai makna yang berbeda
terhadap masalah yang ada tersebut.
KH.
Hasyim Muzadi pernah mengatakan: Seorang pemimpin yang bijak adalah pemimpin
yang mampu menanggalkan kebijakan ketika melakukan sebuah kebijakan. Maksudnya
adalah, seorang pimpinan yang akan melakukan sebuah kebijakan harus melupakan
niatnya untuk melakukan kebijakan dan harus melaksanakan kebijakan ketika
terjadinya pengimplikasian kebijakan tersebut, artinya seorang pemimpin itu
bukan hanya dibtuhkan wacana dan buah pemikirannya saja. Namun juga dibutuhkan
kemauannya untuk melaksanakan kebijakan- kebijakan yang ada dalam wacananya
tersebut.
B.
Rumusan Masalah
Dalam
melaksanakan Kepemimpinan, khususnya di dunia Perkantoran, banyak hal yang
menjadi kendala ataupun masalah. Maka dari itu, di sini saya mencoba untuk
merumuskan satu masalah, yaitu: Bagaimanakah realita pemimpin sekarang
dengan konsep yang sudah ada, dan apakah terjadi perbandingan terbalik antara
realitanya dengan teori
BAB II
ANALISA
Menurut analisis saya,
bahwa pemimpin yang ada dalam era modernisasi sekarang, baik itu dalam bidang
pendidikan atau yang lainnya, banyak mengalami kemerosotan bertindak dalam
setiap terjadinya sebuah problem dan terlalu banyak kefakumannya ketimbang
pergerakannya. Kenapa saya berasumsi sedemikian rupa?. Kerentanan antara
pemikiran dan pelaksanaan itu kerap selalu terjadi di dalam pribadi sebagian
pemimpin yang hanya memprioritaskan pribadi dari pada kepentingan khalayak
ramai atau kepentingan bersama.
Pemimpin dalam kantor,
pada dasarnya adalah ajang mediator yang
menyatukan sekelompok orang yang ada dalam dunia perkantoran, baik itu antara
atasan dan bawahan, maupun sebaliknya. Jadi, dengan memenuhi konsep atau teori
Kepemimpinan dalam kantor tersebut dan mengimplementasikan konsep tersebut
dalam kehidupan nyata, maka kejadian perbandingan terbalik antara teori dan
kenyataan tersebut tidak akan menghinggapi manusia dalam kehidupan ini.
Dalam melaksanakan
Kepemimpinan dalam kantor, yang dapat kita jadikan sebagai prioritas utama
untuk memajukan kita dalam berinteraksi di dunia perkantoran adalah:
1.
Tidak
menutupi kesalahan dan kebenaran yang kita ketahui, guna perbaikan dalam kantor.
2.
Menyamakan
drajat setiap SDM yang ada di dalam kantor, agar tidak ada rasa
pendiskriminasian antara karyawan yang satu dengan yang
lainnya.
3.
Menyatukan
visi dalam berfikir, agar tidak terjadi hal- hal yang berbau kepentingan
pribadi dalam dunia perkantoran.
Untuk lebih jelasnya
bagaimana teori Kepemimpinan Dalam Kantor menurut para ahli, maka saya akan
memaparkannya lebih lanjut dalam halaman- halaman berikutnya.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Konsep Kepemimpinan
1.
Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah
kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan
sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam
menentukan tujuan kantor, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,
mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Sedangkan kekuasaan
adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang
diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing and directing meaninsuch
away to abatain their willing obedience, confidence, respect, and loyal
cooperation in order to accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah seni
untuk mempengaruhidan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk
memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk
menyelesaikan tugas – Field Manual 22-100.
Defenisi kepemimpinan
menurut para ahli:
v C.N.Cooley (1902) Pemimpin merupakan titik pusat dari suatu kecenderungan
dan pada
kesempatan
lain, semua gerakan social kalau diamati secara cermat akan ditemukan
kecenderungan
yang memiliki titik pusat.
v Ordway Tead (1929) Kepemimpinan sebagai perpaduan perangai yang memungkinkan
seseorang mampu mendorong pihak lain menyelesaikan
tugasnya.
v G.U.Cleeton &
C.W.Mason (1934) Kepemimpinan
menunjukan kemampuan
mempengaruhi orang-orang dan mencapai hasil melalui
emosional bukan penggunaan
kekuasaan.
v P.Pigor (1935) Kepemimpinan suatu proses saling mendorong melalui
keberhasilan
interaksi dari perbedaan-perbedaan individu,mengontrol
daya manusia dengan mengejar
tujuan bersama.
2. Teori
Kepemimpinan
Memahami teori-teori
kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam
suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada
produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas
tentang teori dan gaya kepemimpinan.
Seorang pemimpin harus
mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam
menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain
:
a)
Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait
Theory )
Analisis ilmiah tentang
kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori
sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa
pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal
dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh
dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat
kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui
pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental,
dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4
sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi,
antara lain :
1) Kecerdasan. Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai
kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai
kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya
memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
2) Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial. Umumnya
di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun
eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan
stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam
mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
3) Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi. Seorang
pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta
dorongan untuk berprestasi. Dorongan
yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan
efisien.
4) Sikap Hubungan Kemanusiaan. Adanya
pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu
berpihak kepadanya
b)
Teori Kepemimpinan Perilaku dan
Situasi
Berdasarkan penelitian,
perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecendrungan
kearah 2 hal, yaitu:
1) Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu
kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan.
Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan
kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
2) Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan
seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat
dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana
pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik
adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada
bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
c)
Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor
penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin
akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun
kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki
oleh pemimpin.
d)
Teori Kepemimpinan
Situasi Seorang pemimpin
harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel,
sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
e)
Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok
(organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin
dengan pengikutnya.
B. Perbedaan Konsep Administrasi, Manajemen Dan
Kepemipinan
Perbedaan antara konsep
administrasi, manajemen dengan kepemimpinan adalah terletak pada ruang lingkup
tanggung jawab dan area pekerjaan mereka. Dimana setiap pekerjaan dibagi-bagi
sehingga terbentuklah tiga konsep yang pekerjaan yang berbeda-beda yaitu konsep
administrasi, manajemen, dan kepemimpinan.
Untuk tanggung jawab
setiap pekerjaan dan apa saja yang mereka kerjakan dapat dilihat pada tulisan
yang ada diatas. Dimana ditekankan diatas bahwasanya adminmistrasi bersifat
konsep menentukan tujuan dan kebijaksanaan umum secara menyeluruh sedangkan
manajemen sebagai subkonsep yang bertugas melaksanakan semua kegiatan untuk
mencapai tujuan dan kebijaksanaan yang sudah tertentu pada tingkat
administrasi.
Serta untuk kepemimpinan
adalah sebagai pengawas jalannyan setiap rencana yang akan dijalankan dan juga
dapat sebagai pengambil keputusan.
C. Kesamaan Konsep Administrasi, Manajemen Dan Kepemimpinan
Kesamaan antara konsep
administrasi, manajemen dan kepemimpinan adalah dimana mereka bekerja sama
untuk mencapai suatu tujuan yang di ibaratkan mereka adalah satu TIM kerja yang
bekerja untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Saling membantu dalam segala
hal, saling bekerja sama, saling memberi masukan, saling bertukar pikiran dll.
Biasanya ini tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya karena mereka saling
ketergantungan, misalnya jika suatu organisasi harus memiliki bagian
administrasi, manajemen dan harus mempunyai seorang pemimpin.
D. Konsep Kepemimpinan Dalam Islam
Pada hakikatnya setiap manusia adalah seorang pemimpin dan setiap orang
akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Manusia sebagai pemimpin
minimal harus mampu memimpin dirinya sendiri. Dalam lingkungan organisasi harus
ada pemimpin yang secara ideal dipatuhi dan disegani oleh bawahannya.
Kepemimpinan dapat terjadi melalui dua bentuk, yaitu: kepemimpinan formal
(formal leadership) dan kepemimpinan informal (informal leadership).
Kepemimpinan formal terjadi apabila dilingkungan organisasi jabatan otoritas
formal dalam organisasi tersebut diisi oleh orang-orang yang ditunjuk atau
dipilih melalui proses seleksi, sedang kepemimpinan informal terjadi, di mana
kedudukan pemimpin dalam suatu organisasi diisi oleh orang-orang yang muncul
dan berpengaruh terhadap orang lain karena kecakapan khusus atau berbagai
sumber yang dimilikinya dirasakan mampu memecahkan persoalan organisasi serta
memenuhi kebutuhan dari anggota organisasi yang bersangkutan.
BERSAMBUNG
Full nya
ReplyDelete