KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi
Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh
kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini
disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Perubahan Sosial Budaya
Masyarakat , yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Makalah ini
memuat tentang “Perubahan Sosial budaya
masyarakat” yang menjelaskan bagaimana perubahan sosial budaya masyarakat
itu.
Penyusun juga
mengucapkan terima kasih kepada guru Sosiologi yang telah membimbing penyusun
agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah
ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah
ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.
DAFTAR ISI
1.1 Kata
pengantar............................................................................................
i
1.2 Daftar
isi.....................................................................................................
ii
1.3 Bab
1 Pendahuluan.....................................................................................
1
1.4 Latar
belakang............................................................................................
1
1.5 Rumusan
masalah.......................................................................................
2
1.6 Tujuan
penulisan.........................................................................................
2
1.7 Manfaat
penulisan.......................................................................................
2
BAB II Pembahasan.......................................................................................
3
2.1 Definisi kebudayaan.................................................................................
3
2.1.1 Unsur-Unsur Kebudayaan....................................................................
4
2.1.2 Wujud dan komponen...........................................................................
5
2.1.3 Hubungan Antara Unsur-Unsur
Kebudayaan...................................
6
2.2 Perubahan Sosial budaya.........................................................................
12
2.2.1 Penetrasi Kebudayaan...........................................................................
13
2.1.2 Cara Pandang Terhadap Kebudayaan...............................................
14
2.1.3 Kebudayaan Diantara Masyarakat......................................................
16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masyarakat Indonesia
dewasa ini sedang mengalami masa pancaroba yang amat dahsyat sebagai akibat
tuntutan reformasi secara menyeluruh. Sedang tuntutan reformasi itu berpangkal
pada kegiatan pembangunan nasional yang menerapkan teknologi maju untuk
mempercepat pelaksanaannya. Di lain pihak, tanpa disadari, penerapan teknologi
maju itu menuntut acuan nilai-nilai budaya, norma-norma sosial dan orientasi
baru. Tidaklah mengherankan apabila masyarakat Indonesia yang majemuk dengan multi
kulturalnya itu seolah-olah mengalami kelimbungan dalam menata kembali tatanan
sosial, politik dan kebudayaan dewasa ini.
¨
Penerapan
Teknologi Maju
Penerapan teknologi maju untuk mempercepat pebangunan nasional selama 32
tahun yang lalu telah menuntut pengembangan perangkat nilai budaya, norma sosial
disamping ketrampilan dan keahlian tenagakerja dengn sikap mental yang
mendukungnya. Penerapan teknologi maju yang mahal biayanya itu memerlukan
penanaman modal yang besar (intensive capital investment); Modal yang besar itu
harus dikelola secara professional (management) agar dapat mendatangkan
keuntungan materi seoptimal mungkin; Karena itu juga memerlukan tenagakerja
yang berketrampilan dan professional dengan orientasi senantiasa mengejar
keberhasilan (achievement orientation).
Tanpa disadari, kenyataan tersebut, telah memacu perkembangan tatanan
sosial di segenap sector kehidupan yang pada gilirannya telah menimbulkan
berbagai reaksi pro dan kontra di kalangan masyarakat. Mereka yang tidak siap
akan tergusur dan semakin terpuruk hidupnya, dan memperlebar serta memperdalam
kesenjangan sosial yang pada gilirannya dapat menimbulkan kecemburuan sosial
yang memperbesar potensi konflik sosial.dalam masyarakat majemuk dengan multi
kulturnya.
¨
Keterbatasan
lingkungan (environment scarcity)
Penerapan teknologi maju yang mahal biayanya cenderung bersifat
exploitative dan expansif dalam pelaksanaannya. Untuk mengejar keuntungan
materi seoptimal mungkin, mesin-mesin berat yang mahal harganya dan beaya
perawatannya, mendorong pengusaha untuk menggunakannya secara intensif tanpa
mengenal waktu. Pembabatan dhutan secara besar-besaran tanpa mengenal waktu
siang dan malam, demikian juga mesin pabrik harus bekerja terus menerus dan
mengoah bahan mentah menjadi barang jadi yang siap di lempar ke pasar.
Pemenuhan bahan mentah yang diperlukan telah menimbulkan tekanan pada
lingkungan yang pada gilirannya mengancam kehidupan penduduk yang dilahirkan,
dibesarkan dan mengembangkan kehidupan di lingkungan yang di explotasi secara
besar-besaran.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut :
Ø
Menjelaskan definisi budaya dan unsure unsurnya
Ø
Menjelaskan definisi perubahan social dudaya.
Ø
Menjelaskan perbedaan perubahan social budaya
antar Negara.
Ø
Menjelaskan cara pandang terhadap perubahan
social budaya.
1.3 Tujuan penulisan
Tujuan penulis membuat makalah ini adalah untuk :
Ø
Mengetahui perubahan social budaya
Ø
Mengerahui keanekaragaman perubahan social
budaya
Ø
Dapat membedakan social budaya
1.4 Manfaat penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah supaya semua pembaca paham
tentang adanya perubahan social danbudaya khususnya pada masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.[1] Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.[1] Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika
seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan
menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah
suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur
sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi
dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah
suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang
mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang
memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti
"individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan
alam" d Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina. Citra budaya
yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman
mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang
dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa
bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren
untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan
perilaku orang lain.
Pengertian
Kebudayaan.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.
Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari
satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai
superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan
struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala
pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana
hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai
definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah
sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan
lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.
2.1.1 Unsur-Unsur
Ada
beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur
kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
Melville J. Herskovits
menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
v
alat-alat teknologi
v
sistem ekonomi
v
keluarga
v
Kekuasaan politik
Bronislaw
Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
§
sistem norma
sosial yang
memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri
dengan alam sekelilingnya
§
organisasi ekonomi
alat-alat dan
lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga
pendidikan utama)
§
organisasi kekuatan (politik)
2.1.2 Wujud dan komponen
A. Wujud
Menurut J.J.
Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan
artefak.
Gagasan (Wujud
ideal)
Wujud ideal
kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,
nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak;
tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam
kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut
menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan
ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga
masyarakat tersebut.
¨
Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah
wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini
terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan
kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang
berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan
sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
¨
Artefak (karya)
Artefak adalah
wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya
semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga
wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan
kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa
dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan
ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak)
manusia.
B. Komponen
Berdasarkan
wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:
a. Kebudayaan material
Kebudayaan
material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk
dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu
penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya.
Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat
terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
b. Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan
nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke
generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian
tradisional.
2.1.3 Hubungan Antara Unsur-Unsur
Kebudayaan
Komponen-komponen
atau unsur-unsur utama dari kebudayaan antara lain:
A. Peralatan dan Perlengkapan
Hidup (Teknologi)
Teknologi merupakan salah satu komponen
kebudayaan. Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai,
serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam
cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan
rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.
Masyarakat kecil
yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling
sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem
peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:
Ø
valat-alat produktif
Ø
senjata
Ø
wadah
Ø
alat-alat menyalakan api
Ø
makanan
Ø
pakaian
Ø
tempat berlindung dan perumahan
Ø
alat-alat transportasi
B. Sistem Mata Pencaharian Hidup
Perhatian para
ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalah-masalah mata
pencaharian tradisional saja, di antaranya:
¨
berburu dan meramu
¨
beternak
¨
bercocok tanam di ladang
¨
menangkap ikan
¨
Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial
Sistem
kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. Meyer
Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat
dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang
bersangkutan. Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa
keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota
kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman,
bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada
beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga
besar seperti keluarga ambilineal, klan, fatri, dan paroh masyarakat. Di
masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga
inti, keluarga luas, keluarga bilateral, dan keluarga unilateral.
Sementara itu,
organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik
yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai
sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai
makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
C. Bahasa
Bahasa adalah
alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi
atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat),
dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau
orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat
istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan
dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Bahasa memiliki
beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi
bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan
alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa
secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari,
mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk
mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
D. Kesenian
Karya seni dari
peradaban Mesir kuno. Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang
berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata
ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia
menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga
perwujudan kesenian yang kompleks.
E. Sistem Kepercayaan
Ada kalanya pengetahuan,
pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam menguasai dan mengungkap
rahasia-rahasia alam sangat terbatas. Secara bersamaan, muncul keyakinan akan
adanya penguasa tertinggi dari sistem jagad raya ini, yang juga mengendalikan
manusia sebagai salah satu bagian jagad raya. Sehubungan dengan itu, baik
secara individual maupun hidup bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan
dari religi atau sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta.
Agama dan sistem
kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi dengan kebudayaan. Agama (bahasa
Inggris: Religion, yang berasar dari bahasa Latin religare, yang berarti
"menambatkan"), adalah sebuah unsur kebudayaan yang penting dalam
sejarah umat manusia. Dictionary of Philosophy and Religion (Kamus Filosofi dan
Agama) mendefinisikan Agama sebagai berikut:
sebuah institusi dengan keanggotaan yang
diakui dan biasa berkumpul bersama untuk beribadah, dan menerima sebuah paket
doktrin yang menawarkan hal yang terkait dengan sikap yang harus diambil oleh
individu untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.
Agama biasanya
memiliki suatu prinsip, seperti "10 Firman" dalam agama Kristen atau
"5 rukun Islam" dalam agama Islam. Kadang-kadang agama dilibatkan
dalam sistem pemerintahan, seperti misalnya dalam sistem teokrasi. Agama juga
mempengaruhi kesenian.
F. Agama Samawi
Tiga agama
besar, Yahudi, Kristen dan Islam, sering dikelompokkan sebagai agama Samawi
atau agama Abrahamik. Ketiga agama tersebut memiliki sejumlah tradisi yang sama
namun juga perbedaan-perbedaan yang mendasar dalam inti ajarannya. Ketiganya
telah memberikan pengaruh yang besar dalam kebudayaan manusia di berbagai
belahan dunia.
Yahudi adalah
salah satu agama, yang jika tidak disebut sebagai yang pertama, adalah agama
monotheistik dan salah satu agama tertua yang masih ada sampai sekarang.
Terdapat nilai-nilai dan sejarah umat Yahudi yang juga direferensikan dalam
agama Abrahamik lainnya, seperti Kristen dan Islam. Saat ini umat Yahudi berjumlah
lebih dari 13 juta jiwa.
Kristen
(Protestan dan Katolik) adalah agama yang banyak mengubah wajah kebudayaan
Eropa dalam 1.700 tahun terakhir. Pemikiran para filsuf modern pun banyak
terpengaruh oleh para filsuf Kristen semacam St. Thomas Aquinas dan Erasmus.
Saat ini diperkirakan terdapat antara 1,5 s.d. 2,1 milyar pemeluk agama Kristen
di seluruh dunia.
Islam memiliki
nilai-nilai dan norma agama yang banyak mempengaruhi kebudayaan Timur Tengah
dan Afrika Utara, dan sebagian wilayah Asia Tenggara. Saat ini terdapat lebih
dari 1,5 milyar pemeluk agama Islam di dunia.
G. Agama dan Filosofi dari Timur
Agama dan filosofi
seringkali saling terkait satu sama lain pada kebudayaan Asia.
Agama dan filosofi di Asia kebanyakan berasal dari India
dan China, dan menyebar di
sepanjang benua Asia melalui difusi kebudayaan
dan migrasi.
Hinduisme adalah
sumber dari Buddhisme, cabang Mahāyāna yang menyebar di sepanjang utara dan
timur India sampai Tibet, China, Mongolia, Jepang dan Korea dan China selatan
sampai Vietnam. Theravāda Buddhisme menyebar di sekitar Asia Tenggara, termasuk
Sri Lanka, bagian barat laut China, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Thailand.
Agama Hindu dari
India, mengajarkan
pentingnya elemen nonmateri sementara sebuah pemikiran India lainnya, Carvaka, menekankan
untuk mencari kenikmatan di dunia.
Konghucu dan
Taoisme, dua filosofi yang berasal dari Cina, mempengaruhi baik religi, seni,
politik, maupun tradisi filosofi di seluruh Asia.
Pada abad ke-20,
di kedua negara berpenduduk paling padat se-Asia, dua aliran filosofi politik
tercipta. Mahatma Gandhi memberikan pengertian baru tentang Ahimsa, inti dari
kepercayaan Hindu maupun Jaina, dan memberikan definisi baru tentang konsep
antikekerasan dan antiperang. Pada periode yang sama, filosofi komunisme Mao
Zedong menjadi sistem kepercayaan sekuler yang sangat kuat di China.
H. Agama Tradisional
Agama
tradisional, atau kadang-kadang disebut sebagai "agama nenek moyang",
dianut oleh sebagian suku pedalaman di Asia,
Afrika, dan Amerika. Pengaruh bereka cukup besar; mungkin bisa dianggap telah
menyerap kedalam kebudayaan atau bahkan menjadi agama negara, seperti misalnya
agama Shinto. Seperti kebanyakan agama lainnya, agama tradisional menjawab
kebutuhan rohani manusia akan ketentraman hati di saat bermasalah, tertimpa
musibah, tertimpa musibah dan menyediakan ritual yang ditujukan untuk
kebahagiaan manusia itu sendiri.
"American
Dream" American Dream, atau "mimpi orang Amerika" dalam bahasa Indonesia,
adalah sebuah kepercayaan, yang dipercayai oleh banyak orang di Amerika
Serikat. Mereka percaya, melalui kerja keras, pengorbanan, dan kebulatan tekad,
tanpa memedulikan status sosial, seseorang dapat mendapatkan kehidupan yang
lebih baik. Gagasan ini berakar dari sebuah keyakinan bahwa Amerika Serikat
adalah sebuah "kota
di atas bukit" (atau city upon a hill"), "cahaya untuk
negara-negara" ("a light unto the nations"), yang memiliki nilai
dan kekayaan yang telah ada sejak kedatangan para penjelajah Eropa sampai
generasi berikutnya.
I. Pernikahan
Agama sering
kali mempengaruhi pernikahan dan perilaku seksual. Kebanyakan gereja Kristen
memberikan pemberkatan kepada pasangan yang menikah; gereja biasanya memasukkan
acara pengucapan janji pernikahan di hadapan tamu, sebagai bukti bahwa
komunitas tersebut menerima pernikahan mereka. Umat Kristen juga melihat
hubungan antara Yesus Kristus dengan gerejanya. Gereja Katolik Roma mempercayai
bahwa sebuah perceraian adalah salah, dan orang yang bercerai tidak dapat
dinikahkan kembali di gereja. Sementara Agama Islam memandang pernikahan
sebagai suatu kewajiban. Islam menganjurkan untuk tidak melakukan perceraian,
namun memperbolehkannya.
J. Sistem Ilmu dan Pengetahuan
Secara
sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang
benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan dimiliki oleh semua
suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui pengalaman,
intuisi, wahyu, dan berpikir menurut logika, atau percobaan-percobaan yang
bersifat empiris (trial and error).
Sistem
pengetahuan tersebut dikelompokkan menjadi:
- pengetahuan tentang alam
- pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan di sekitarnya
- pengetahuan tentang tubuh manusia, pengetahuan tentang sifat dan tingkah laku sesama manusia
- pengetahuan tentang ruang dan waktu
2.2 PERUBAHAN
SOSIAL BUDAYA
- Bentuk-bentuk Perubahan Sosial Budaya
1. Perubahan secara lambat dan Perubahan
secara cepat (dilihat dari waktu)
Perubahan secara
lambat = evolusi, yaitu prubahan yang memerlukan waktu lama. Cirinya :
memerlukan waktu lama, perubahannya kecil, perubahan tidak disadari oleh
masyarakat, tidak diikuti oleh konflik atau tidak menimbulkan kekerasan. Ex:
perubahan mata pencaharian masyarakat
Perubahan secara
cepat = revolusi, yaitu perubahan yang terjadi dalam waktu yang sangat cepat.
Ciri-cirinya membutuhkan waktu singkat, perubahannya besar karena menyangkut
sendi-sendi pokok kehidupan, perubahan disadari/direncanakan, seringkali
diikuti oleh kekerasan atau menimbulkan konflik. Ex: revolusi Indonesia tahun 1945, reformasi Indonesia tahun
1998, revolusi industri Perancis dan Inggris.
2. Perubahan yang pengaruhnya kecil dan
pengaruhnya besar.
Perubahan yang
pengaruhnya kecil adalah perubahan yang tidak membawa pengaruh langsung bagi
kehidupan masyarakat. Ex; perubahan mode pakaian, gaya potongan rambut, dsb.
Perubahan yang
membawa pengaruh besar adalah perubahan yang membawa pengaruh langsung terhadap
kehidupan masyarakat karena perubahan yang terjadi pada unsure-unsur social
budaya masyarakat. Ex: Industrialisasi membawa pengaruh pada hubungan kerja,
lembaga kemasyarakatan, system pemilikan tanah, pelapisan social, hubungan
kekerabatan, dll.
3. Perubahan yang dikehendaki/direncanakan dan
perubahan yang tidak dikehendaki/tidak direncanakan
Perubahan yang
dikehendaki/direncanakan= pembangunan adalah perubahan yang sudah diperkirakan
sebelumnya oleh pihak-pihak tertentu yang ada dalam masyarakat. Perubahan yang
tidak dikehendaki/tidak direncanakan adalah perubahan yang tidak diperkirakan
sebelumnya. Biasanya perubahan tidak dihendaki muncul sebagai dampak dari
perubahan yang direncanakan.
Secara garis
besar perubahan social menyangkut perubahan dalam:
kelompok social
stratifikasi
social
lembaga-lembaga
social
interaksi social
- Faktor Pendorong Perubahan Sosial
Menurut Alvin
Betrand: awal dari proses perubahan social adalah komunikasi yaitu penyampaian
ide, gagasan, nilai, kepercayaan, keyakinan dsb, dari satu pihak ke pihak
lainnya sehingga dicapai kata kesepahaman.
Menurut David Mc
Clelland: dorongan untuk perubahan adalah adanya hasrat meraih prestasi ( need
for achievement) yang melanda masyarakat
Prof. Soerjono
Soekanto: Perubahan social disebabkan oleh factor intern dalam masyarakat
itu dan factor ekstern.
Faktor Intern
antara lain:
1) Bertambah dan berkurangnya penduduk
(kelahiran, kematian, migrasi)
2) Adanya Penemuan Baru:
- Discovery: penemuan ide atau alat baru
yang sebelumnya belum pernah ada
- Invention : penyempurnaan penemuan
baru
- Innovation /Inovasi: pembaruan atau
penemuan baru yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehingga menambah,
melengkapi atau mengganti yang telah ada.
Penemuan baru didorong
oleh : kesadaran masyarakat akan kekurangan unsure dalam kehidupannya, kualitas
ahli atau anggota masyarakat
3) Konflik yang terjadii dalam masyarakat
4) Pemberontakan atau revolusi
Faktor
ekstern antara lain:
1) perubahan alam
2) peperangan
3) pengaruh kebudayaan lain melalui
difusi(penyebaran kebudayaan), akulturasi ( pembauran antar budaya yang masih
terlihat masing-masing sifat khasnya), asimilasi (pembauran antar budaya yang
menghasilkan budaya yang sama sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi)
Jadi menurut
Soerjono Soekanto factor pendorong
perubahan social adalah:
1) sikap menghargai hasil karya orang lain
2) keinginan untuk maju
3) system pendidikan yang maju
4) toleransi terhadap perubahan
5) system pelapisan yang terbuka
6) penduduk yang heterogen
7) ketidak puasan masyarakat terhadap bidang
kehidupan tertentu
8) orientasi ke masa depan
9) sikap mudah menerima hal baru.
Ciri perubahan
social adalah :
1) setiap masyarakat pasti mengalami perubahan, baik lambat maupun cepat
2) perubahan yang terjadi pada suatu lembaga
kemasyarakatan akan diikuti dengan perubahan pada lembaga-lembaga social
lainnya
3) perubahan social yang cepat biasanya menimbulkan
disintegrasi yang bersifat sementara karena berada dalam proses penyesuaian
diri.
- Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya
a) kurangnya hubungan terhadap masyarakat
lain
ex; suku-suku
bangsa yang masih di pedalaman
b) pendidikan yang terbelakang
c) masyarakat yang bersikap tradisional ;
mempertahankan tradisi, penguasa yang konservatif
d) adanya kepentingan yang tertanam dengan
kuat sekali pada sekelompok orang (Vested Interest)
Ex: kelompok
yang sudah mapan biasanya tidak menghendaki terjadi perubahan karena takut
posisinya terancam, takut hidup susah
e) ketakutan akan terjadi disintegrasi
f) prasangka buruk terhadap unsure budaya
asing
g) hambatan ideologis, Ex : adanya anggapan
bahwa suatu perubahan bertentangan dengan suatu ajaran agama tertentu dll
- Macam-macam Proses Perubahan Sosial Budaya:
a) Akulturasi
b) Asimilasi
c) Difusi
d) Discovery
e) Invention
f) Inovasi
g) Modernisasi: adalah proses perubahan
tradisi, sikap, dan system nilai dalam rangka menyesuaikan diri dengan kemajuan
yang telah dicapai oleh bangsa lain, sehingga suatu bangsa dapat bertahan
secara wajar di tengah-tengah tekanan berbagai masalah hidup di dunia dewasa
ini
h) Globalisasi: adalah suatu system atau
tatanan yang menyebabkan seseorang atau Negara tidak mungkin untuk
mengisolasikan diri sebagai akibat dari kemajuan teknologi dan komunikasi
dunia. Atau suatu kondisi dimana tidak ada lagi batas-batas antara satu Negara
dengan Negara lain dalam hal teknologi komunikasi.
- Dampak perubahan social budaya :
Dampak Negatif Modernisasi
a. sikap
materialistic : orang lebih mengejar kekayaan materi dibanding dengan kualitas
diri
b. sikap individualistic:
memperjuangkan kepentingan dirinya sendiri dibanding menolong orang lain
c. sikap
konsumerisme: sikap hidup yang boros / konsumtif
d. kesenjangan
social ekonomi : timbulnya pelapisan social yang kuat ant yang kaya dengan yang
miskin
e. pencemaran /
kerusakan lingkungan alam
f. kriminalitas
g. kenakalan
remaja
§
Dampak
Negatif Globalisasi
a. Unsur-unsur budaya asing yang masuk Indonesia terutama teknologi komunikasi
berakibat pada munculnya perilaku kekerasan di masyarakat, semakin berkembangnya
gaya hidup free
sex, semakin maraknya pornoaksi.
§
Dampak
positif Globalisasi
a. cepat masuknya budaya asing yang memperkaya budaya Indonesia
b. Perubahan pola pikir tradisional menjadi
pola piker rasional, sistematis, analitis, logis
c. Munculnya sikap lebih menghargai waktu, mau
bekerja keras
d. Munculnya pola pembagian kerja antara
pria dan perempuan berdasarkan kemampuan, semakin menipis perilaku diskriminasi
terhadap perempuan
e. Berkembangnya ilmu pengetahuan
f. Berkembangnya cara berpikir kritis,
Tantangan baru
bangsa Indonesia akibat globalisasi yang dapat mengancam
eksistensi jati diri Bangsa Indonesia:
- Guncangan budaya (cultural shock)
Ketidaksesuaian
unsure-unsur yang saling berbeda sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan
social yang tidak serasi fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan. Budaya
yang masuk ke suatu masyarakat tidak selalu sesuai dengan apa yang diharapkan
oleh masyarakat, kondisi seperti inipun juga dapat menimbulkan keguncangan
budaya.
- Ketertinggalan budaya (cultural lag)
Perumbuhan atau
perubahan unsure kebudayaan yang mengalami perubahan tidak sama cepatnya
misalnya perubahan pada budaya material akan lebih cepat berubah dibanding
budaya immaterial. Ketidak seimbangan perubahan antara budaya material dan
immaterial itulah yang disebut dengan ketertinggalan budaya.
BERSAMBUNG
FILE TERSUSUN RAPI FORMAT DOCX (bisa di edit)
silahkan sms langsung, file akan dikirim via email
TERIMAKASIH .............SEMOGA BERMANFAAT
No comments:
Post a Comment