Kali
ini akan memostingkat informasi tentang Kelompok gerilyawan Negara Islam Irak
dan Suriah atau yang biasa dikenal dengan sebutan ISIS belakangan ini makin
menghebohkan umat Islam di seluruh dunia, karena disebut-sebut atau isunya
bakal menghancurkan Kabah, ya saya tidak tahu apakah itu benar atau tidak.
Siapa sebenarnya ISIS itu? dan Kapan kelompok ini berdiri?, apa tujuan mereka
sebenarnya? Lalu darimana dana untuk perangnya itu berasal? Banyak sekali
pertanyaan mengenai eksistensi ISIS. Nah, yang tentang ISIS lah yang akan kita
bahas kali ini. ISIS merupakan negara baru yang dideklarasikan oleh Abu Bakar
al-Baghdady pada tanggal 9 April 2013, menyusul terjadinya perang saudara di
Irak dan Suriah. Tentu saja proklamasi kemerdekaan ini masih bersifat sepihak,
dimana Pemerintah Suriah dan Pemerintah Irak tak merestuinya. Begitu pula
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sama sekali belum mengakuinya sebagai negara
yang berdaulat. Dalam bahasa Arab, negara ini disebut دوله الاسلاميةفي العراق
والشام (Daulah Islamiyyah fie Iraq wa Syam), atau dalam bahasa
Inggris ditulis dalam beberapa versi. Ada yang menyebutnya Islamic State in
Iraq and the Levant (ISIL), Islamic State in Iraq and Syria (ISIS), dan ada
juga yang menyebutnya Islamic State in Iraq and al-Shām (juga disingkat ISIS).
Kalau kita sih menerjemahkannya sebagai Negara Islam Irak dan Suriah. Meski
secara de jure belum diakui negara-negara lain, faktanya ISIS telah menguasai
wilayah seluas 400.000 km2, yang meliputi wilayah di Irak dan Suriah. Untuk
sementara, Kota Raqqah yang berada di Suriah ditetapkan sebagai ibu kota
negara.
Sejarah berdirinya ISIS
Berdasarkan
catatan wikipedia, ISIS terbentuk dari gejolak dalam negeri di Irak dan Suriah.
Diawali pada tanggal 18 Maret 2003, ketika Pasukan Multinasional pimpinan
Amerika Serikat menyerang Irak karena dianggap membuat senjata pemusnah masal
(meski akhirnya tidak terbukti). Pasukan Irak pimpinan Presiden (saat itu)
Saddam Hussein dengan mudah dikalahkan Tentara Koalisi Internasional pimpinan
AS. Tetapi rakyat Irak yang terhimpun dalam beberapa kelompok gerilyawan
memilih bertahan. Mereka bahkan melakukan perang gerilya untuk mempertahankan
negerinya dari invasi pasukan asing.
Dua
tahun berselang, tepatnya pada tanggal 15 Agustus 2005, kelompok pejuang
mempersatukan diri dan membentuk Majelis Syura Mujahidin. Berawal dari Majelis
Syura Mujahidin inilah akhirnya dideklarasikan Negara Islam Irak pada tanggal
13 Oktober 2006, dan mengangkat Abu Umar al-Baghdady sebagai emir atau
pemimpinnya. Abu Umar kemudian meninggal dalam pertempuran, dan posisi emir
digantikan oleh Abu Bakar al-Baghdady sejak 15 Mei 2010. Saat itu bersamaan
dengan terjadinya revolusi di sejumlah negara di Jazirah Arab, termasuk
beberapa negara di Afrika Utara seperti Mesir, Tunisia, dan Libya. Suriah
sebenarnya juga dilanda demonstrasi besar-besaran guna menurunkan Presiden
Bashar Assad, namun upaya itu disambut dengan aksi kekerasan oleh Tentara
Suriah. Akibatnya, rakyat Suriah pun melakukan perlawaan melalui
kelompok-kelompok bersenjata. Kelompok-kelompok ini mendapat bantuan dari para
pejuang di luar negeri, termasuk dari Negara Islam Irak. Kelompok pejuang
rakyat Suriah akhirnya mampu membebaskan beberapa kota termasuk wilayah
perbatasan dengan Irak, sehingga menyatulah beberapa kota di Irak dan Suriah di
bawah kendali Negara Islam Irak.
Fakta
inilah yang mengilhami pendeklarasian Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pada
9 April 2013 dengan pemimpin tetap Abu Bakar Al-Baghdady. Hingga Maret 2014,
wilayah yang dikuasai ISIS meliputi 400.000 km2 di dua negara tersebut, atau
lebih luas dari beberapa negara Arab seperti Qatar, Emirat Arab, Bahrain,
Yaman, dan Lebanon.
Wilayah kekuasaan ISIS
Daerah kekuasaan ISIS yang disimbolkan dengan
warna merah di atas terbagi menjadi 16 wilayah administrasi, dengan rincian
sebagai berikut:
1. Daerah
kekuasaan ISIS di Irak :
Wilayah Selatan
Wilayah Diyala
Wilayah Baghdad
Wilayah Kirkuk
Wilayah Salahuddin
Wilayah Anbar
Wilayah Ninewa
2. Daerah kekuasaan ISIS di Suriah :
Wilayah Diyala
Wilayah Baghdad
Wilayah Kirkuk
Wilayah Salahuddin
Wilayah Anbar
Wilayah Ninewa
Wilayah Al Barakah (Hasaka)
Wilayah Al Kheir (Deir al Zour)
Wilayah Al Raqqah
Wilayah Al Badiya
Wilayah Halab (Aleppo)
Wilayah Idlib
Wilayah Hama
Wilayah Damaskus
Wilayah Pesisir (Al Sahel)
Wilayah Al Kheir (Deir al Zour)
Wilayah Al Raqqah
Wilayah Al Badiya
Wilayah Halab (Aleppo)
Wilayah Idlib
Wilayah Hama
Wilayah Damaskus
Wilayah Pesisir (Al Sahel)
ISIS
mendirikan lembaga khusus yang membawahi berbagai aktivitas negara terkait
pelayanan publik. Lembaga ini disebut Al Idaaroh Al Islaamiyyah lil Khidmati al
‘Aammah atau Administrasi Islami untuk Pelayanan Publik, yang dipimpin Abu
Jihad asy Syami selaku direktur. Kantor Al Idaaroh Al Islamiyyah menyediakan
semua kebutuhan mendasar bagi warganya (sandang dan pangan), maupun kebutuhan
umum lainnya seperti air, listrik , fasilitas umum, jalur komunikasi, sampai
transportasi umum.
Tarif dasar listrik dan
tarif internet pun sangat murah.Kini, cabang-cabang Al Idarooh Al Islamiyyah
sudah ada di hampir seluruh wilayah kekuasaan ISIS, termasuk di Suriah Utara
yang menjadi basis terkuat ISIS selama ini.
Kota-kota yang dikuasai ISIS di Irak relatif
stabil. Apalagi setelah ISIS mampu mengambilalih sejumlah kota penting di Irak,
seperti Mosul di Tikrit. Ironisnya, tentara Irak malah tak berdaya mengamankan
Mosul, mereka justru meninggalkan kota itu saat serangan ISIS dimulai. Sebelumnya,
ISIS telah menyerbu Kota Fallujah dan menguasai wilayah cukup luas di tepi
Aleppo di Suriah barat. Dalam bertempur, ISIS menggunakan taktik brutal yang
ekstrem, terutama setelah komandan perang dipegang pemimpin Al-Qaeda, Ayman
al-Zawahiri. Karena menguasai kota-kota di kedua sisi perbatasan Suriah-Irak,
pasukan ISIS dengan cepat mampu memindahkan senjata yang disita dari Mosul ke
Suriah. Senjata-senjata, termasuk humvee, senapan, rudal, dan amunisi, jelas
menambah kemampuan tempur gerilyawan ISIS. Sebaliknya, kota-kota yang dikuasai
ISIS di Suriah tetap bergolak. ISIS mendapat perlawanan dari kelompok pejuang
Syuriah lainnya seperti Jabhat An Nusrah, Jabhah Islamiyah, Ahrar AS Syam, dan
lain-lain. Untuk meredakan konflik antarkelompok pejuang Suriah, para ulama
yang dianggap netral kemudian menggelar inisiatif untuk membentuk Mahkamah
Syariah. Tetapi inisiatif ini ditolak ISIS. Bahkan ISIS menganggap kaum yang
berseberangan dengannya sebagai takfiri alias kafir. Sebaliknya, pejuang di
Suriah menganggap ISIS sebagai kelompok khawarij. Akibatnya, para ulama membagi
konflik di Suriah menjadi 3 pertentangan aliran, yaitu Syiah (kubu Presiden
Bashar Assad), kelompok khawarij (ISIS), dan kelompok ahlussunnah waljamaah
(kelompok pejuang Syuriah seperti Jabhat An Nusra, Ahrar As Syam, dan Jabhah
Islamiyah).
Ingin mencaplok Roma, lalu dunia
ISIS
kini juga mengincar sebagian wilayah Lebanon. Tetapi yang mengejutkan, awal
bulan ini tersiar kabar kalau ISIS juga bercita-cita membawa impiannya ke
Eropa, dan akhirnya ke seluruh dunia. Emir Abu Bakr al-Baghdady berjanji
akan memimpin pendudukan Roma dan mengajak umat muslim untuk migrasi ke
“negara”-nya untuk berjuang di seluruh dunia di bawah naungannya. Abu Bakr
al-Baghdady yang bergelar PhD dalam Kajian Islam juga menyebut nama
Indonesia. Kata dia, “Selama ini kaum muslim telah menjadi sasaran pembunuhan
di seluruh dunia, dimulai dari Tiongkok hingga Indonesia”. Abu Bakr al-Baghdady
nampaknya ingin menjadi khalifah pertama sejak runtuhnya Ottoman. Dia menyeru
kepada kaum muslim untuk merapatkan barisan guna menegakkan Darul Islam.
“Mereka
yang sanggup berimigrasi ke Daulah Islam haruslah melakukannya, karena imigrasi
ke Darul Islam merupakan kewajiban,” katanya dalam rekaman suara “Bergegaslah
kaum muslim ke rumahmu. Inilah daulahmu. Suriah bukan hanya untuk orang Suriah,
dan Irak bukan hanya untuk orang Irak. Negeri ini untuk kaum muslim, semua
muslim. Inilah amaran saya kepadamu. Kalau kamu tegar, kamu akan menduduki Roma
dan memiliki dunia, insya Allah,” kata dia, melalui rekaman suara yang diterbitkan
melalui situs resminya. Berdasarkan catatan PBB, kekacauan yang merebak
beberapa bulan terakhir akibat aksi gerilyawan ISIS telah menewaskan 2.400
orang di Irak, hanya selama bulan Juni 2014. Ini angka kematian paling buruk
dalam beberapa tahun belakangan ini.
Lalu Siapa Yang Membiayai ISIS ?
Setelah
merebut kota Mosul di utara Irak, ISIS didaulat sebagai kelompok teroris paling
kaya di dunia dengan dana jihad diperkirakan sekitar 2 miliar US Dollar. Dari
mana uang tersebut berasal? Sekitar 500 miliar Dinar atau setara dengan 5
Triliyun Rupiah lenyap dari Bank Sentral Irak cabang Mosul ketika gerilyawan
ISIS merebut kota di utara tersebut. Pengamat meyakini, kelompok Islam militan
itu kini mengantongi dana jihad sebesar dua miliar US Dollar. Dari mana uang
sebesar itu berasal, hingga kini belum jelas. Pemerintah Irak menuding Arab
Saudi mendukung perang yang dilancarkan ISIS. "Kami menanggap Arab Saudi
bertanggungjawab," atas dukungan finansial dan moral yang didapat ISIS,
kata Perdana Menteri Nuri al-Maliki, Selasa (17/6).
Amerika
Serikat yang juga sekutu dekat Riyadh menepis tudingan sang perdana menteri.
Ucapannya itu "tidak tepat dan menghina," kata Jen Psaki, Jurubicara
Kementrian Luar Negeri AS di Washington.
Duit
dari Teluk?
"Tidak
ada bukti kuat yang melandaskan keterlibatan pemerintahan sebuah negara dalam
pembentukan dan pendanaan ISIS sebagai organisasi," kata Charles Lister,
Peneliti di Brookings Doha Centre. Sebaliknya Günter Meyer yang memimpin Pusat
Kajian Arab di Universitas Mainz, Jerman, tidak meragukan adanya kucuran uang
dari negeri jiran. "Sumber keuangan terbesar sejauh ini adalah
negara-negara di Teluk, terutama Arab Saudi, tapi juga Qatar, Kuwait dan Uni
Emirat Arab," kata Meyer. Kepentingan negara-negara teluk bermazhab Sunni
pada keberadaan ISIS sejatinya untuk meruntuhkan kekuasaan Presiden Basyar
Assad di Suriah, lanjut Meyer. Sepertiga penduduk Suriah termasuk golongan
Sunni. Sementara negeri di tepi Golan itu dipimpin oleh minoritas Syiah
Alawiyah.
Peran Arab Saudi
Dari
ini dari pihak Arab Saudi tidak tinggal diam. Saat ini pemerintah Arab Saudi
pun menyadari bahaya yang ia tuai. "Penduduk Arab Saudi mewakili kelompok
terbesar di antara gerilyawan ISIS. Jika mereka pulang, akan muncul ancaman
bahwa mereka lantas merongrong pemerintah di Riyadh," kata Meyer.
Menurutnya aman untuk berasumsi bahwa kucuran
dana dari Arab Saudi akan terus berlanjut, "bukan dari pemerintah, tapi
dari penduduk yang kaya."
Sumber dana kedua buat ISIS adalah ladang
minyak di utara Suriah. "ISIS memahami untuk segera menguasai sumber
rejeki ini. Mereka membawa minyak mentah ke perbatasan Turki untuk kemudian
dijual," ujar Meyer.
Senjata Berkualitas dari
Pasar Internasional
Serupa dengan pendapat Charles Listeri dari
Brookings Doha Center. Menurutnya ISIS mampu membiayai sendiri operasi
militernya. "ISIS berupaya membangun jaringan di antara penduduk untuk
mengamankan kucuran dana sumbangan." Sebagai contoh ia menyebut pemerasan
sistematis di Mosul. "Yang dijadikan sasaran adalah pengusaha kecil atau
juga perusahaan besar, dan jika isunya benar bahkan pemerintah setempat,"
kata Lister. "Selain itu diduga organisasi ini mengambil uang pajak di
kawasan yang dikuasainya, misalnya di Raqqa, timur laut Suriah. ISIS, menurut
Meyer, akan menggunakan uang tersebut untuk membeli persenjataan. Ketika
merebut kota Mosul, kelompok teror itu juga menyita senjata dan kendaraan lapis
baja buatan Amerika Serikat. "Dengan uang yang ada, mereka akan mudah
membeli senjata berkualitas di pasar internasional."
Update
!!! (14/01/2016)
ISIS
diduga ada kaitanya dengan insiden terror di kawasan Sarinah, Jakarta,
Indonesia, pada tanggal 14/01/2016.
Baru-baru
ini terjadi sebuah kejadian yang sangat menggemparkan publik terutama
masyarakat di Indonesia setelah terjadinya aksi teror yang diduga dilakukan
oleh kelompok ISIS. Tetapi saya belum mengetahui kebenaranya karena di dunia
maya hal itu masih bertentangan dan berbeda pendapat. Mereka men-teror dengan
aksi pengeboman sebanyak enam kali ledakan yang dimana bom itu meledak di
beberapa titik kawasan. Salahsatu kawasanya yaitu didepan Starbucks Coffe
daerah setempat. Tidak hanya itu, Polisi gabungan juga sempat melakukan baku
tembak dengan kawanan teroris selama sekitar 3 jam. Kemudian teroris tersebut
berhasil dilumpuhkan dengan ditembak mati ditempat oleh polisi gabungan.
Insiden ini mengakibatkan beberapa orang tewas, terutama pelaku teror yang
melakukan bom bunuh diri dan baku tembak dengan aparat polisi dan gabungan.
Dalam
aksi teror ini banyak media sosial menyatakan bahwa dalang dibalik aksi teror
ini adalah salahsatu warga Indonesia yang memimpin kelompok ISIS di Asia
Tenggara yaitu seorang pria yang bernama Bahrun Naim. Hal ini bisa terjadi
karena mungkin Bahrun Naim sudah memiliki kelompok pendukung ISIS di Indonesia
yang tersebar di berbagai daerah, khususnya Pulau Jawa yang diperkirakan ada
sekitar 300-700 warga Indonesia bergabung dengan ISIS di Suriah dan Irak.
Tetapi sebagai warga negara Indonesia yang baik tentunya kita harus sadar akan
tindakan seperti ini, karena sangatlah tidak pantas dan tentunya akan merugikan
banyak orang bahkan suatu negara sekalipun. Saya menghimbau kepada sobat semua
untuk berhati-hati dalam bergabung kedalam suatu jaringan atau kelompok yang
belum jelas tujuanya. Karena apa? Karena untuk mengantisipasi akan terjadinya
lagi hal seperti ini.
Sumber : http://microcyber2.blogspot.co.id/2014/09/siapa-sebenarnya-isis-itu-dan-apa-misi.html
TERIMAKASIH .............SEMOGA BERMANFAAT
No comments:
Post a Comment