Materi:
- Konsep Kepemimpinan
- Definisi Kepemimpinan
- Tujuan Kepemimpinan
- Tugas Pokok Pemimpin / Manager
- Peranan Pemimpin
- Dimensi-dimensi Kepemimpinan
- Sifat-sifat Pemimpin
- Perilaku Pemimpin
- Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pemimpin
- Model Pemimpin dalam Mengambil Keputusan
- Tipologi Kepemimpinan
- Model Kepemimpinan Likert (Likert Management System)
- Leadership Caracter Building
- Kompetensi Kepemimpinan
Konsep Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan, pada dasarnya mengandung
pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang
menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk
suatu pola atau bentuk tertentu. Pengertian gaya kepemimpinan yang demikian ini
sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Davis dan Newstrom (1995).
Keduanya menyatakan bahwa pola tindakan pemimpin secara keseluruhan seperti
yang dipersepsikan atau diacu oleh bawahan tersebut dikenal sebagai gaya
kepemimpinan. Gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin, pada dasarnya dapat diterangkan
melalui tiga aliran teori berikut ini. Ditinjau dari sejarah perkembangannya
dapat dikemukakan disini adanya tiga teori kepemimpinan:
1. Teori Genetis (Keturunan). Inti dari teori menyatakan bahwa—Leader
are born and not made—(pemimpin itu
dilahirkan (bakat) bukannya dibuat). Para penganut aliran teori ini
mengetengahkan pendapatnya bahwa seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena
ia telah dilahirkan dengan bakat kepemimpinan. Dalam keadaan yang bagaimanapun
seseorang ditempatkan karena ia telah ditakdirkan menjadi pemimpin, sesekali
kelak ia akan timbul sebagai pemimpin. Berbicara mengenai takdir, secara
filosofis pandangan ini tergolong pada pandangan fasilitas atau determinitis.
Teori ini menganggap bahwa kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang berupa
sifat-sifat yang dibawa sejak lahir yang ada pada diri seorang pemimpin.
Menurut teori ini kepemimpinan diartikan sebagai traits within the
individual leader. Jadi seseorang dapat menjadi pemimpin karena dilahirkan
sebagai pemimpin dan bukan karena dibuat atau dididik untuk itu (leader were
borned and note made).
2. Teori Sosial. Jika teori pertama di atas adalah teori yang
ekstrim pada satu sisi, maka teori inipun merupakan ekstrim pada sisi lainnya.
Inti aliran teori sosial ini ialah bahwa—Leader are made and not born—(pemimpin
itu dibuat atau dididik bukannya kodrati). Jadi teori ini merupakan kebalikan
inti teori genetika. Para penganut teori ini mengetengahkan pendapat yang
mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan
pendidikan dan pengalaman yang cukup. Teori ini memandang kepemimpinan sebagai
fugsi kelompok (function of the group). Menurut teori ini, sukses tidaknya
suatu pemimpin tidak hanya dipengaruhi oleh sifat-sifat yang ada pada
seseorang, tetapi justru yang lebih penting adalah dipengaruhi oleh sifat-sifat
dan ciri-ciri kelompok yang didampinginya.
3.
Teori Ekologis. Kedua teori yang ekstrim di atas tidak
seluruhnya mengandung kebenaran, maka sebagai reaksi terhadap kedua teori
tersebut timbullah aliran teori ketiga. Teori yang disebut teori ekologis ini
pada intinya berarti bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang
baik apabila ia telah memiliki bakat kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian
dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman yang memungkinkan
untuk dikembangkan lebih lanjut. Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari
kedua teori terdahulu sehingga dapat dikatakan merupakan teori yang paling
mendekati kebenaran. Teori ini tidak hanya didasari atas padangan yag bersifat
psikologis dan sosiologis, tetapi juga ekonomi dan politis. Menurut teori ini
kepemimpinan dipandang sebagai suatu fungsi dari situasi (function of the
situation). Teori yang ketiga ini menunjukkan bahwa, betapapun seorang pemimpin
telah memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang baik dan dapat menjalankan
fungsinya sebagai anggota kelompok, sukses tidaknya kepemimpinannya masih
ditentukan pula oleh situasi yang selalu berubah yang mempengaruhi perubahan
dan perkembangan kehidupan kelompok yang didampingnya.
Namun demikian, penelitian yang jauh lebih mendalam masih diperlukan
untuk dapat mengatakan secara pasti apa saja faktor yang menyebabkan timbulnya
sosok pemimpin yang baik. Selain pendapat-pendapat yang menyatakan tentang
timbulnya gaya kepemimpinan tersebut, Hersey dan Blanchard (1992) berpendapat
bahwa gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan perwujudan dari tiga komponen,
yaitu pemimpin itu sendiri, bawahan, serta situasi di mana proses kepemimpinan
tersebut diwujudkan. Bertolak dari pemikiran tersebut, Hersey dan Blanchard
(1992) mengajukan proposisi bahwa gaya kepemimpinan (k) merupakan suatu fungsi
dari pimpinan (p), bawahan (b) dan situasi tertentu (s)., yang dapat
dinotasikan sebagai: k = f (p, b, s).
Menurut Hersey dan Blanchard, pimpinan (p) adalah seseorang yang dapat
mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan unjuk kerja maksimum yang
telah ditetapkan sesuai dengan tujuan organisasi. Organisasi akan berjalan
dengan baik jika pimpinan mempunyai kecakapan dalam bidangnya, dan setiap
pimpinan mempunyai keterampilan yang berbeda, seperti keterampilan teknis,
manusiawi dan konseptual. Sedangkan bawahan adalah seorang atau sekelompok
orang yang merupakan anggota dari suatu perkumpulan atau pengikut yang setiap
saat siap melaksanakan perintah atau tugas yang telah disepakati bersama guna
mencapai tujuan. Dalam suatu organisasi, bawahan mempunyai peranan yang sangat
strategis, karena sukses tidaknya seseorang pimpinan bergantung kepada para
pengikutnya ini. Oleh sebab itu, seorang pemimpinan dituntut untuk memilih
bawahan dengan secermat mungkin.
Adapun situasi (s) menurut Hersey dan Blanchard adalah suatu keadaan
yang kondusif, di mana seorang pimpinan berusaha pada saat-saat tertentu
mempengaruhi perilaku orang lain agar dapat mengikuti kehendaknya dalam rangka
mencapai tujuan bersama. Dalam satu situasi misalnya, tindakan pimpinan pada
beberapa tahun yang lalu tentunya tidak sama dengan yang dilakukan pada saat
sekarang, karena memang situasinya telah berlainan. Dengan demikian, ketiga
unsur yang mempengaruhi gaya kepemimpinan tersebut, yaitu pimpinan, bawahan dan
situasi merupakan unsur yang saling terkait satu dengan lainnya, dan akan
menentukan tingkat keberhasilan kepemimpinan.
Definisi Kepemimpinan
1. Kepemimpinan adalah prilaku dari seorang individu yang
memimpin aktifitas aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai
bersama (share goal) (Hemhill& Coons, 1957:7)
2. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi
yang dijalankan dalam suatu situasitertentu, serta diarahkan melalui proses
komunikasi, kearah pencapaian satuatau beberapa tujuan tertentu (Tannenbaum,
Weschler & Massarik, 1961:24)
3. Kepemimpinan adalah pembentukan awal serta
pemeliharaan struktur dalam harapan dan interaksi (Stogdill, 1974:411)
4. Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh
sedikit demi sedikit pada dan beradadiatas kepatuhan mekanis terhadap
pengarahan rutin organisasi (Katz & Kahn,1978:528)
5. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi
aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi kearah pencapaian tujuan (Rauch
& Behling, 1984:46)
6. Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi
arti (pengarahan yang berarti) terhadap usaha kolektif dan yang mengakibatkan
kesediaan untuk melakukan usaha yang dinginkan untuk mencapai sasaran (Jacob
& Jacques, 1990:281)
7. Para pemimpin adalah mereka yang secara
konsisten memberi kontribusi yangefektif terhadap orde sosial dan yang
diharapkan dan dipersepsikan melakukannya (Hosking, 1988:153)
8. Kepemimpinan sebagai sebuah proses pengaruh
sosial yang dalam hal ini pengaruh yang sengaja dijalankan oleh seseorang
terhadap orang lain untuk menstruktur aktifitas-aktifitas serta
hubungan-hubungan didalam sebuah kelompok atau organisasi (Yukl, 1994:2)
Tujuan Kepemimpinan
1. Mengupayakan
kesejahteraan bagi orang banyak sehingga menjadi berguna bagi semua orang.
Bukan sebaliknya.
2. Menolong setiap
anggota mengembangkan potensinya secara penuh sehingga bisa lebih produktif dan efisien.
3. menolong kelompok
dalam pencapaian tujuan atau visi-misi pelayanan melalui kerja tim yang
efektif.
Tugas Pokok
Pemimpin/ Manager
(James A.F. Stoner)
1. Managers work with and through other people
2. Managers are responsible and accountable
3. Managers balance competing goals and set priority
4. Managers must think analytically and conceptually
5. Managers are mediators
6. Managers are politiancs
7. Managers are diplomats
8. Managers make difficult decisions
Peranan Pemimpin
(Prof.
Dr. Arifin Abdurahman)
1.
Sebagai Pelaksana (executive)
2.
Sebagai Perencana (planner)
3.
Sebagai Seorang Ahli (expert)
4.
Mewakili Kelompok (external group
representative)
5.
Mengawasi Hubungan (controller of internal
relationship)
6.
Sebagai pemberi Ganjaran atau Pujian dan
Hukuman (purveyor of rewards and
punishments)
7.
Sebagai Wasit dan Penengah (arbitrator and
mediator)
8.
Merupakan bagian dari Kelopmpok (exemplar)
9.
Merupakan Lambang Kelompok (symbol of the
group)
10. Pemegang Tanggungjawab (surrogate for individual
responsibility)
11. Sebagai Pencipta atau Memiliki Cita-cita (ideologist)
12. Sebagai Seorang Ayah (father figure)
13.
Sebagai Kambing Hitam (Scape Goat)
Peranan Pemimpin
(HG. HICKS & C.R. Gullett)
1. Bersikap Adil (arbitrating)
2. Memberikan Sugesti (suggesting)
3. Mendukung Tercapainya Tujuan (supplying objectives)
4. Menjadi Katalisator (catalyzing)
5. Menciptakan Rasa Aman (providing security)
6. Sebagai Wakil Organisasi (representing)
7. Sumber Inspirasi (inspiring)
8. Bersikap Menghargai (praising)
Dimensi-dimensi Kepemimpinan
Dalam usahanya maenggabungkan teori dan
penelitian tentang kepemimpinan, David G. Bowers dan Stanley E. Seashore
mengusulkan empat dimesi pokok dari struktur fundamental kepemimpinan, yaitu:
- Bantuan (support)—tingkah laku yang memperbesar perasaan berharga
seseorang dan merasa dianggap penting.
- Kemudahan Interaksi—tingkah laku yang memberanikan anggota-anggota
kelompok untuk mengembangkan
hubungan-hubungan yang saling menyenangkan.
- Pengutamaan Tujuan—tingkah laku yang merangsang antusiasme bagi
penemuan tujuan kelompok mengenai pencapaian
prestasi yang baik.
- Kemudahan Bekerja—tingkah laku yang membantu pencapaian tujuan
dengan kegiatan-kegiatan seperti penetapan
waktu, pengkoordinasian, perencanaan, & penyediaan sumber-sumber seperti
alat-alat, bahan-bahan & pengetahuan teknis.
Sifat-sifat
Pemimpin
Sifat-sifat yang diperlukan seorang pemimpin
agar dapat sukses dalam kepemimpinannya, lima sifat pemimpin menurut Ghizeli
dan Stogdil:
1. Kecerdasan
2. Kemampuan mengawasi
3. Inisiatif
4. Ketenangan diri
5. Kepribadian
Menurut Thierauf; 16 sifat-sifat yang
dibutuhkan pemimpin adalah;
1. Kecerdasan
2. Inisiatif
3. Daya khayal
4. Bersemangat (enthusiasme)
5. Optimisme
6. Individualisme
7. Keberanian
8. Keaslian (Orijinilitas)
9. Kesedian Menerima
10. Kemampuan berkomunikasi
11. Perilaku yang wajar terhadap sesama
12. Kepribadian
13. Keuletan
14. Manusiawi
15. Kemampuan mengawasi
16. Ketenangan diri
Perilaku Pemimpin
(Robert
K. Blade & Jemes S. Mouton)
1.
Impoverised Management.
Pemimpin
berperilaku dengan memberikan perhatian rendah, baik terhadap produksi maupun
terhadap orang atau bawahan.
2.
Country Club Management.
Pemimpin
berperilaku dengan memberikan perhatian rendah terhadap produksi, tetapi
memberikan perhatian yang tinggi terhadap orang atau bawahan.
3.
Task or Authoritarian Management.
Pemimpin
berperilaku dengan memberikan perhatian tinggi terhadap produksi, tetapi
memberikan perhatian yang rendah terhadap orang atau bawahan
4.
Middle-Road Management.
Pemimpin
berperilaku dengan memberikan perhatian yang seimbang terhadap produksi maupun
terhadap orang atau bawahan.
5.
Team or Democratic Management.
Pemimpin berperilaku dengan memberikan
perhatian yang tinggi baik terhadap produksi maupun terhadap orang atau
bawahan.
Faktor yang
Mempengaruhi Perilaku Pemimpin
1. Keahlian dan pengetahuan
2. Jenis pekerjaaan atau lembaga
3. Sifat-sifat kepribadian pemimpin
4. Sifat-sifat kepribadian pemimpin
5. Sangsi-sangsi yang ada di tangan pemimpin
Model Pemimpin dalam Mengambil Keputusan
(Vromm & Yetton)
1.
Model DIREKTIF
Membuat
putusan sendiri (make decision alone). Jika tingkat keefektifan teknis dan
tingkat motivasi dukungan bawahan rendah.
2.
Model KONSULTATIF
Membuat
putusan secara konsultatif (consult). Jika tingkat keefektifan teknis dari
bawahan tinggi, tetapi tingkat motivasi dukungan bawahan rendah.
3.
Model DELEGATIF
Membuat
putusan dengan mendelegasikan (delegate). Jika tingkat keefektifan teknis
bawahan rendah dan tingkat motivasi dukungan bawahan tinggi.
4.
Model PARTISIPATIF
Membuat
putusan bersama (share decision). Jika tingkat keefektifan teknis maupun
tingkat motivasi dukungan bawahan keduanya tinggi.
Tipologi Kepemimpinan
(Sondang
P. Siagian)
1. Tipe Otokratis. Seorang pemimpin yang otokratis ialah
pemimpin yang memilikikriteria atau ciri sebagai berikut:
Menganggap
organisasi sebagai pemilik pribadi;
Mengidentikkan
tujuan pribadi dengan tujuan organisasi;
Menganggap bawahan
sebagai alat semata-mata;
Tidak mau menerima
kritik, saran dan pendapat;
Terlalu tergantung
kepada kekuasaan formalnya;
Dalam tindakan
pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan
dan bersifat menghukum.
BERSAMBUNG
FILE TERSUSUN RAPI FORMAT DOCX (bisa di edit)
silahkan sms langsung, file akan dikirim via email
TERIMAKASIH .............SEMOGA BERMANFAAT
silahkan sms langsung, file akan dikirim via email
TERIMAKASIH .............SEMOGA BERMANFAAT
No comments:
Post a Comment